Kamis, 31 Juli 2025

AQIDAH MODUL 1 (21 - 25)

 

MATERI 21 : JENIS-JENIS IBADAH Bag.3 (Tawakkal)

📆 Senin, 16 Rabi'ul Awwal 1445 H/ 02 Oktober 2023 M

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


MADEENAH...

Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين أما بعد 

Adapun pembahasan kita pada pertemuan kali ini, yaitu masih melanjutkan tentang macam-macam Ibadah atau jenis-jenis ibadah, di mana pada pertemuan yang lalu kita telah menyebutkan jenis-jenis Ibadah. 

Di antaranya adalah:

⑴ Berdoa, 

⑵ Rasa cinta, 

⑶ Rasa takut dan

⑷ Berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada pertemuan kali ini, kita akan menyebutkan jenis Ibadah berikut yaitu: 

⑸ Tawakkal (التوكل)

Tawakkal dalam bahasa Arab artinya memasrahkan atau bersandar, sedangkan maksud dari Tawakkal kepada Allah (التوكل على الله) adalah memasrahkan dan menyandarkan urusan dengan jujur kepada Allah dengan penuh kepercayaan disertai dengan melakukan hal-hal yang disyari'atkan dan diperbolehkan. Sebagai sebab atau ikhtiar untuk meraih manfaat dan mencegah mudharat.

Inilah definisi Tawakkal secara istilah syar'i.

Apa dalil yang menunjukkan bahwa Tawakkal kepada Allah adalah Ibadah yang disyari'atkan kepada para hamba yang beriman? 

Di antara dalilnya adalah firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 23.

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ 

"Dan hendaklah kalian bertawakkal kepada Allah jika kalian benar-benar beriman."

(QS. Al-Maidah:23)

Dan hendaklah kalian bertawakkal hanya kepada Allah jika kalian benar-benar beriman.

Dalil lain yaitu firman Allah di dalam surat Ath-Thalaq ayat 3.

 وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ

"Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah yang akan memberinya kecukupan." 

(QS. Ath-Thalaq: 3).

Inilah beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa bertawakkal menyerahkan dan memasrahkan urusan kepada Allah merupakan Ibadah yang disyari'atkan. 

Dan yang perlu kita pahami dalam masalah Tawakkal yang benar (tawakkal yang syar'i) adalah tidak cukup hanya pasrah dan bergantung kepada Allah, tidak cukup menyerahkan urusan dan menyandarkannya hanya kepada Allah tanpa disertai dengan ikhtiar atau usaha.

Tawakkal yang benar adalah seorang hamba melakukan upaya-upaya atau usaha-usaha untuk mendapatkan manfaat atau mencegah mudharat kemudian setelah itu dia berdoa kepada Allah memohon kemudahan, pertolongan dan bimbingan dan selanjutnya adalah dia Tawakkal.

Setelah ikhtiar dan berdoa, setelah usaha dan berdoa kepada Allah, lalu dia pun bertawakkal. Menyerahkan, menyandarkan hasilnya kepada Allah. Apakah hasil yang akan didapat sesuai dengan keinginan kita atau tidak? 

Pokoknya kita percaya penuh kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Itulah yang dimaksud dengan Tawakkal.

Makanya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab radhiyallahu ta'ala 'anhu dari Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, beliau menjelaskan tentang keutamaan Tawakkal.

Apa kata Nabi ?

 لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا‏

"Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah, menyandarkan dan menyerahkan urusan kalian. Apakah yang bersifat duniawi maupun ukhrawi, memasrahkannya dan menyandarkannya kepada Allah (apapun hasilnya)."

 لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ

Kata Nabi, "Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan kepada kalian rezeki لَرَزَقَكُمْ niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada seekor burung yang terbang atau berangkat pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sangkarnya di sore hari dalam keadaan perut kenyang (sudah mendapatkan jatah rezekinya)."

Ini menunjukkan tentang keutamaan Tawakkal.

Tawakkal yang benar adalah Tawakkal yang disertai dengan ikhtiar (usaha yang syar'i), usaha yang dibolehkan dan diizinkan oleh Allah, bukan usaha-usaha yang mengandung pelanggaran atau usaha-usaha yang diharamkan dalam Islam.

Kemudian kita ingin memberikan beberapa contoh masalah Tawakkal yang benar, seperti seseorang ingin mendapatkan penghasilan yang banyak dan mencukupi. Maka dia harus melakukan ikhtiar berupa bekerja dengan pekerjaan-pekerjaan yang halal, pekerjaan-pekerjaan yang tidak mengandung dosa, pekerjaan-pekerjaan atau profesi yang tidak diharamkan dalam Islam. 

Dilakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, dengan teliti, dengan jujur, dengan amanah. Kemudian berdoa kepada Allah agar dilindungi, diberi bimbingan, petunjuk, pertolongan dan kemudahan dalam bekerja (mencari nafkah). 

Setelah itu dia Tawakkal, serahkan hasilnya kepada Allah berapapun hasil dari pekerjaan tersebut, berapapun pendapatannya. Maka dia pasrah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Ini Tawakkal yang benar! 

Contoh yang lain, seseorang ingin mendapatkan Ilmu syar'i yang bermanfaat, maka dia wajib melakukan ikhtiar yang benar, usaha-usaha yang syar'i dengan cara semangat dalam menimba ilmu agama. 

Membaca buku, kemudian menghadiri majelis ta'lim atau ilmu, mendatangi para ulama, para ustadz yang diyakini kelurusan Aqidahnya dan diyakini akan keshalihan dan akhlaknya yang mulia, kehati-hatian dalam beribadah, kehati-hatian dalam berfatwa.

Dengan sungguh-sungguh dia belajar, menimba ilmu, membaca, memahami, meghapal, kemudian berdoa kepada Allah agar diberi ilmu yang bermanfaat.

 رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Wahai Rabb-Ku, berikan kepadaku tambahan ilmu yang bermanfaat." 

(QS. Thaha: 114).

Kemudian setelah itu dia bertawakkal, pasrahkan hasilnya kepada Allah. Insya Allah akan diberikan kepadanya ilmu yang bermanfaat.

Ini yang dimaksud dengan التوكل على الله yang merupakan salah satu Ibadah yang diperintahkan oleh Allah, Ibadah yang disyari'atkan bagi hamba-hamba yang beriman.

Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini.

وسبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك  والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


           ======================================================

MATERI 22 : JENIS-JENIS IBADAH Bag.4 (Rahbah, Raghbah,Khusyuk,Khasyyah & Inabah)

📆 Selasa, 17 Rabi'ul Awwal 1445 H/ 03 Oktober 2023 M

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

MADEENAH...

Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين أما بعد 

Kemudian jenis Ibadah yang lain adanya:

⑹ Ar-Raqhbah (الرغبة)

Ar-Raqhbah (الرغبة) yaitu keinginan untuk meraih kebaikan. Keinginan, rasa cinta untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang disukai, itu namanya Raqbah.

Jadi dia termotivasi untuk apa? Mendapatkan apa yang diinginkannya. Ingin mendapat surga, ingin mendapat ridha Allah, ingin mendapat pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Kemudian jenis Ibadah lain yang disyari'atkan adalah:

⑺ Ar-Rahbah (الرهبة)

Apa itu Rahbah? kalau tadi yang pertama Ragbah -ر-غ-ب-ة  الرغبة, sedangkan yang kedua Rahbah ر-ه-ب-ة الرهبة, Rahbah artinya adalah rasa takut yang membuahkan sikap lari dari sesuatu yang ia takuti.

Rasa takut dalam hati yang membuahkan sikap atau menimbulkan sikap lari dari apa? dari sesuatu yang ia takuti. Takut terhadap murka Allah, takut terhadap ancaman Allah, takut terhadap siksa Allah yang sangat pedih. Maka dia pun lari dari hal-hal atau perkara-perkara yang akan mendatangkan murka Allah yang akan menjerumuskan ke dalam siksa Allah yang sangat pedih.

Kemudian jenis Ibadah berikutnya adalah:

⑻ Al-Khusyu' (الخشوع)

Apa itu Khusyu' (الخشوع) ? merendahkan diri dan menundukkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Al-Khusyu' adalah kerendahan dan ketundukan kepada Allah. Dia pasrah terhadap takdir Allah, terhadap keputusan Allah, baik takdir Kauni maupun takdir Syar'i. Hatinya merasa rendah di hadapan Allah, hatinya merasa taat dan tunduk kepada Allah, terhadap kebesaran dan keagungan Allah.

Pasrah terhadap takdir atau ketentuan Allah baik takdir Kauni maupun takdir Syar'i.

Inilah yang dimaksud dengan Al-Khusyu'. 

Tiga jenis ibadah ini Raghbah, Rahbah dan Khusyu' telah disebutkan oleh Allah dalam satu ayat. Penyebutan tiga ibadah ini ada di dalam firman Allah surat Al-Anbiyya ayat 90.

إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ 

Surat Al-Anbiyya' ayat 90 yang artinya, Allah menyifati para Nabi, "Sesungguhnya mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang cepat dalam melakukan kebaikan-kebaikan, 

يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ

Mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang cepat dalam melakukan kebaikan-kebaikan,

وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ  

Dan mereka juga berdoa kepada Kami (Allah Subhanahu wa Ta'ala) رَغَبٗا dengan rasa cinta, وَرَهَبٗاۖ dan rasa takut 

وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ

Dan mereka dahulu adalah orang-orang yang khusyuk yang menundukkan diri mereka hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala." 

(QS. Al-Anbiyya': 90).

Di dalam ayat ini telah disebutkan tiga jenis Ibadah sekaligus yaitu 

① Raghbah (rasa cinta) ingin mendapatkan kebaikan,  

② Rahbah/Rahabah (rasa takut terhadap murka Allāh, adzab Allāh, adzab Neraka, siksa kubur) 

③ Ibadah Khusyu'

Kemudian jenis Ibadah yang lain, adalah: 

⑼ Al-Khasyyah (الخشية)

Apa itu Khasyyah (الخشية) ? 

خَشِيَ - يَخْشَى، خَوْف،

Khasyyah artinya adalah rasa takut, rasa takut yang dibangun atas dasar Ilmu pengetahuan terhadap keagungan dan kebesaran dzat yang ia takuti.

Takut yang dibangun atas dasar ilmu atau pengetahuan terhadap kebesaran dzat yang ia takuti dan kesempurnaan kekuasaan-Nya, yakni kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  

Para ulama mereka adalah orang-orang yang takut kepada Allah, karena mereka mengenal Allah dengan ilmu mereka, mereka mengenal nama-nama Allah, mengenal sifat-sifat Allah, mengenal perbuatan-perbuatan Allah yang sempurna yang Maha Tinggi Maha Agung. Tidak mengandung aib, tidak mengandung cacat dan kekurangan. Semua nama Allah indah semua sifat Allah Maha Tinggi dan Sempurna.

Makanya para ulama, ulama-ulama Rabbani, yang memahami Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman yang benar, merema dalam hatinya tumbuh rasa Khasyyah kepada Allah (takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ).

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa Al-Khasyyah (rasa takut) merupakan jenis Ibadah yang disyari'atkan, yaitu firman Allah di dalam surat Al-Baqarah: 150.

فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian takut kepada mereka takut kepada orang-orang kafir, orang-orang musyrik وَاخْشَوْنِي tetapi takutlah kalian hanya kepada-Ku saja." 

(QS. Al-Baqarah: 150).

Janganlah kalian takut kepada mereka yaitu kepada orang-orang kafir, orang-orang musyrik, tapi hendaklah kalian semua takut hanya kepada-Ku saja kepada Allah.

Dalil yang lain firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3, yang artinya,

 فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ

"Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi hendaklah kalian takut hanya kepada-Ku saja." 

(QS. Al-Maidah: 3).

Kemudian jenis Ibadah yang lain, yaitu:

⑽ Ibadah Inabah (الإنابة)

Apa itu Inabah (الإنابة)?

Diambil dari kata  أَنَابَ - يُنِيبُ - إنابة

Isim mashdarnya Inaabah (إنابة)

Fi'il madhinya Anaaba (أَنَابَ)

Fi'il mudharinya Yuniibu (يُنِيبُ)

Masdarnya Inaabah (إنابة)

Apa itu Inabah (الإنابة)? 

Inabah artinya kembali kepada Allah, kembali ke jalan Allah. 

Dengan apa? Dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya. Dan Inabah termasuk Ibadah yang Allah syari'atkan.

Apa dalilnya? Dalilnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Az-Zumar ayat 54.

وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ

"Dan hendaklah kalian semua kembali kepada Rabb kalian." 

(QS. Az-Zumar: 54).

Kembalilah kalian, kepada Tuhan kalian kepada Allah dan pasrahkan diri kalian diri kalian hanya kepada-Nya!

Hendaknya kita dan siapapun dari hamba-hamba Allah yang bergelimang dengan dosa dan maksiat, terjatuh dalam pelanggaran-pelanggaran terhadap syari'at Allah. Segera bertaubat, berhenti, minta ampun dan kembali ke jalan Allah. 

Kembali kepada Allah! Jika memang kita betul-betul takut kepada Allah, takut terhadap murka Allah Azza wa Jalla dan adzab-Nya, takut terhadap siksa kubur dan siksa Neraka. Maka hendaknya kita lari dari dari murka Allah, lari dari adzab Allah yang sangat pedih.

Kemana larinya? Larinya kepada Allah, bukan menjauh tetapi dengan mendekat kepada Allah, dengan cara melaksanakan amal shalih, ibadah-ibadah, ketaatan-ketaatan dan menjauhi dosa-dosa dan maksiat kepada-Nya.

Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini, semoga bermanfaat.

وسبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


           ======================================================

MATERI 23 : JENIS-JENIS IBADAH Bag.5 (Alisti'anah)

📆 Rabu, 18 Rabi'ul Awwal 1445 H/ 04 Oktober 2023 M

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

MADEENAH...

Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين أما بعد  

Pembahasan kita pada pertemuan kali ini yaitu tentang jenis-Jenis Ibadah yang disyari'atkan oleh Allah, di mana pada pertemuan yang lalu kita telah menyebutkan sebagian jenis-Jenis Ibadah. 

Seperti; ① Berdoa, ② Rasa cinta, ③ Rasa takut, ④ Berharap kepada Allāh, ⑤ Tawakkal, ⑥ Raghbah, ⑦ Rahbah, ⑧ Khasyyah, ⑨ Khusyu' dan ⑩ Inabah. 

Maka pada pertemuan kali ini, kita akan melanjutkan dengan menyebutkan beberapa jenis Ibadah, yaitu: 

⑾ Isti'anah (الاستعانة)

Diantara ibadah yang syari'atkan oleh Allah adalah Al-Istianah atau Istianah. Apa itu Isti'anah (الاستعانة)? Isti'anah artinya adalah memohon pertolongan dari Allah. 

Memohon pertolongan dari Allah dalam mewujudkan perkara-perkara dunia maupun agama. Dalil yang menunjukkan bahwa Isti'anah termasuk Ibadah yang disyari'atkan dalam Islam, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam surat Al-Fatihah yang kita sudah hapal semua.

Yaitu firman Allah yang berbunyi: 

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ 

"Hanya kepada-Mu, kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan." 

(QS. Al-Fatihah: 5)

Jadi hanya kepada-Mu ya Allah, kami menyembah, kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Bukan kepada selain Allah. 

Sedangkan dalil dari hadits yaitu sabda Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam ketika beliau berwasiat kepada saudara sepupu beliau Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ta'ala 'Anhuma dalam hadits yang cukup panjang, yaitu ketika Nabi membonceng Ibnu Abbas di atas seekor keledai.

Di mana Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam berkata kepada Ibnu Abbas, 

يَا غُلَامِ! إنِّي أُعَلِّمُك كَلِمَاتٍ: احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْك، احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَك، إذَا سَأَلْت فَاسْأَلْ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْت فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوك بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوك إلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَك،

"Wahai ghulaam (panggilan untuk anak kecil yang belum baligh)! Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa pesan atau kalimat yang mengandung wasiat dan nasihat."

Lalu Nabi Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam memulai menyebutkan beberapa wasiat Beliau kepada Ibnu Abbas, 

احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْك، احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَك، إذَا سَأَلْت فَاسْأَلْ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْت فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ. الإله احر حديث

Kata Nabi Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam,

"Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapati Allah ada di hadapanmu. Kemudian apabila engkau memohon sesuatu maka mohonlah (hanya) kepada Allah dan apabila engkau meminta pertolongan, maka minta tolonglah (hanya) kepada Allah."

وَإِذَا اسْتَعَنْت فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ

"Jika engkau memohon pertolongan mohonlah pertolongan hanya kepada Allah".

Ini dalil dari hadits yang menunjukkan bahwa Isti'anah adalah Ibadah yang Allah syari'atkan bagi hamba-hamba yang beriman.

Kita, Ketika ingin menyelesaikan suatu tugas dalam urusan agama maupun dunia, contoh dalam urusan agama ingin berdakwah, ingin menyampaikan nasihat kebenaran kepada keluarga dan kerabat kita, kepada masyarakat. Maka jangan lupa untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar Allah memberikan kemudahan kepada kita dalam menyampaikan nasihat. Nasihat kebenaran sampai ke dalam hati para pendengar, agar Allah menolong kita dalam memberikan hidayah kepada orang-orang yang tersesat.

Contoh lain, kita ingin mendapatkan rezeki atau penghasilan dari profesi dan pekerjaan kita, maka jangan lupa kita meminta bantuan dan pertolongan dari Allah, agar Allah memberikan  kemudahan kepada kita dalam mencari rezeki (nafkah) meskipun badan kita sehat, meskipun badan kita kuat. Tetap kita meminta pertolongan kepada Allah. 

Contoh lain dalam urusan agama, kita ingin menunaikan Ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, kita ingin dan berniat dengan tulus dengan kuat ingin mengkhatamkan bacaan Al-Qur'an selama bulan Ramadhan. Maka kita meminta pertolongan kepada Allah agar diberi bimbingan dan kemudahan. Sehingga kita mampu menyelesaikan ibadah-ibadah yang sudah kita rencanakan untuk kita kerjakan. 

Puasa Ramadhan satu bulan penuh, mengkhatamkan bacaan Al-Qur'an. Allah memberikan kemudahan, Allah memberikan pertolongan. Jangan hanya bergantung dan bersandar kepada badan kita yang sehat, badan kita yang kuat, bersandar pada kuatnya hapalan kita. Tidak cukup! Karena jika Allah tidak berkehendak menolong kita, maka sulit bagi kita untuk menyelesaikan kebaikan-kebaikan, ibadah-ibadah yang sudah kita rencanakan.

Maka seorang muslim ketika mampu mengkhatamkan Al-Qur'an, mampu puasa Ramadhan sebulan penuh, mampu menunaikan shalat lima waktu sehari semalam, mampu menimba ilmu dengan benar, mampu berdakwah sesuai dengan petunjuk Rasul maka itu semua terjadi dan terlaksana berkat taufik dan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Bukan semata-mata karena niat dan semangat kita, bukan semata-mata karena kuatnya badan kita dan banyaknya hapalan kita. 

Jadi inilah Isti'anah.  

Isti'anah adalah Ibadah yang disyari'atkan dalam Islam dan tidak boleh kita meminta tolong kepada makhluk dalam perkara-perkara yang tidak dimampui oleh makhluk kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Meminta tolong, misalnya untuk dilapangkan rezeki kepada mbah dukun atau kepada orang mati. Minta tolong untuk disembuhkan dari penyakit, minta tolong agar dimenangkan dalam menghadapi musuh, minta tolong agar diselamatkan dari bencana dan musibah (gempa bumi, banjir) kepada makhluk, kepada malaikat, kepada Nabi, kepada Rasul, kepada wali, kepada orang shalih. Tidak boleh!

Karena perkara-perkara tersebut, melapangkan rezeki, menyelamatkan dari musibah dan bencana, menyembuhkan penyakit, hanya Allah yang mampu mengerjakan. Maka hendaknya kita meminta tolong hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kata Nabi,

إِذَا اسْتَعَنْت فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ

"Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah hanya kepada Allah !"

Adapun meminta tolong kepada makhluk dalam perkara-perkara yang dimampui oleh makhluk seperti, minta dibelikan obat, minta diantar ke dokter, minta dibuatkan makanan dan minuman. Maka hal seperti ini diperbolehkan.

Atau minta tolong untuk diberi pinjaman uang, maka ini boleh karena mampu dikerjakan oleh makhluk.

Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini.

وسبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


MATERI 24 : JENIS-JENIS IBADAH Bag.6 (Alistiadzah,Alistighasah & Azzabh)

📆 Kamis, 19 Rabi'ul Awwal 1445 H/ 05 Oktober 2023 M

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

MADEENAH...

Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين أما بعد   

Kemudian Ibadah berikutnya di antara Ibadah-ibadah yang Allāh syari'atkan adalah: 

⑿ Al-Isti'adzah (الاستعاذة)

Al-Istiadzah atau Istiadzah. Apa arti Isti'adzah?

Isti'adzah artinya adalah memohon lindungan kepada Allah dari sesuatu yang tidak disukai.

Memohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang buruk atau yang tidak disukai. Jadi ini makna Isti'adzah menurut istilah syar'i.

Dalil yang menunjukkan bahwa Isti'adzah,  memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan, dari sesuatu yang tidak disukai, dari bencana, musibah, kejahatan makhluk. 

Hanya kepada Allah! 

Dalilnya apa? 

Firman Allah dalam surat Al-Falaq ayat 1 dan 2. 

قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ۞ مِن شَرِّ مَا خَلَق

"Katakan wahai Muhammad, "Aku berlindung kepada Allāh Tuhan yang menguasai waktu subuh

مِن شَرِّ مَا خَلَق

Dari kejahatan makhluk-makhlukNya."  

(QS. Al-Falaq: 1-2).


Dalil lain yang menunjukkan bahwa Isti'adzah merupakan Ibadah yang Allah syari'atkan adalah firman Allah dalam surat An-Naas (surat ke-114) surat terakhir dari Al-Qur'an dan kita semua sudah hapal, termasuk anak-anak kecil, anak-anak TPA, yaitu yang berbunyi,


قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ۞ مَلِكِ ٱلنَّاسِ ۞  إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ ۞  مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ ۞ 


Katakanlah wahai Muhammad, "Aku berlindung kepada Allah Tuhan yang menguasai dan memelihara manusia, 


مَلِكِ ٱلنَّاسِ


Raja manusia,


إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ


Sesembahan manusia. 


Kita berlindung dari apa? 


مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ


Dari kejahatan syaithan yang membisikkan kejahatan, dari kejahatan syaithan yang selalu bersembunyi, yang selalu membisikkan kejahatan." 

(QS. Al-Naas: 1-4).


Jadi inilah beberapa dalil dari Al-Qur'anul Karim yang menunjukkan bahwa Isti'adzah merupakan ibadah di antara Ibadah-ibadah yang Allah syari'atkan kepada hamba-hamba-Nya.


Kemudian jenis Ibadah yang lainnya adalah: 


⒀ Istighatsah  (الاستغاثة)


Al-Istighatsah atau Istighatsah. 

Apa arti Istighatsah (الاستغاثة)? Istighatsah artinya memohon bantuan kepada Allah. 


Memohon bantuan dan keselamatan dari Allah (kepada Allah) dari kesempitan, kesulitan dan kebinasaan baik di dunia maupun di akhirat.


Apa dalil yang menunjukkan bahwa Istighatsah termasuk Ibadah yang disyari'atkan? Dalilnya firman Allah di dalam surat Al-Anfal ayat 9.


إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ 


"Ingatlah ketika kalian beristighatsah kepada Rabb kalian, tatkala kalian meminta bantuan kepada Allah Rabb Kalian Tuhan kaliam, lalu Dia mengabulkan permohonan kalian." 

(QS. Al-Anfal: 9)


Istaghaatsa (اِسْتَغَاثَ) - Yastaghiitsu (يَسْتَغِيثُ) - Istighaatsah (استغاثة).


Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa Istighatsah adalah salah satu Ibadah yang Allah syari'atkan.


Kemudian apa perbedaan antara Isti'anah dengan Istighatsah, sama-sama meminta pertolongan dan bantuan dari Allah?  


Apa bedanya antara Isti'anah dengan Istighatsah?


Isti'anah kata para ulama adalah memohon pertolongan kepada Allah atas segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh hamba, misalkan; ingin mendapatkan suatu kebaikan dunia dan akhirat. 


Isti'anah, Isti'adzah. 


Memohon perlindungan kepada Allah sebelum terjadinya musibah atau keburukan, itu Isti'adzah. Memohon perlindungan kepada Allah dan bantuan sebelum terjadinya bencana. 


Sedangkan Istighatsah, yakni memohon perlindungan kepada Allah setelah terjadinya musibah atau kesulitan atau kesempitan. 


Makanya sebagian kaum muslimin ketika mereka ditimpa musibah (gempa bumi, banjir) dan lain sebagainya atau paceklik yang berkepanjangan, mereka melakukan Istighatsah, memohon pertolongan dan keselamatan dari Allah agar musibah yang menimpa mereka dihilangkan oleh Allah, dicabut atau diangkat oleh Allah. Inilah makna Istighatsah dan perbedaannya.


Kemudian Ibadah berikutnya, di antara ibadah yang Allah syari'atkan adalah:


⒁ Adz-Dzabah (الذبح)


Adz-Dzabah (الذبح) yaitu menyembelih hewan.

Dzabaha (ذَبَحَ) - Yadzbahu (يَذْبَحُ) - Dzabhan (ذَبحَا) menyembelih 

 

Dalam definisi syar'i Adz-Dzabah artinya: 


إزهاق الروح بإراقـة الـدم علـى وجـه الخصوص تقربا إلى الله


Menghilangkan nyawa binatang dengan menumpahkan darah dengan sifat khusus atau tertentu dengan tujuan bertaqarrub kepada Allah.


Dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, dengan penyembelihan hewan tersebut niat dan tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena memang menyembelih hewan merupakan salah satu Ibadah yang Allah syari'atkan. 


Di antara dalil yang menunjukkan bahwa menyembelih hewan, apakah menyembelih  kambing, sapi, unta, atau ayam atau bebek termasuk Ibadah yang disyari'atkan. Dalilnya firman Allah dalam surat Al-An'am ayat 162.


Apa kata Allah? 


قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ 


Katakan wahai Muhammad, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanya untuk Allah Rabb semesta alam." 

(QS. Al-An'ām: 162).


Kita ulang sekali lagi!

Makna firman Allah, Katakan wahai Muhammad, sesungguhnya shalatku, وَنُسُكِي.

Apa نُسُكِي ? Kata para ulama tafsir  نُسُكِي adalah dan sembelihanku. 


Maka arti ayat ini adalah dalil, "Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Rabb Tuhan semesta alam."


Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa menyembelih hewan termasuk Ibadah yang Allah syari'atkan.  


Dalil yang lain firman Allah dalam surat Al-Kautsar ayat 2.


فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ 


"Dan hendaknya engkau mendirikan shalat untuk Tuhan-Mu, karena Rabb-Mu dan sembelihlah karena Rabb mu karena  Tuhan Mu." 

(QS. Al-Kautsar: 2)


Inilah beberapa dalil dari Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa menyembelih hewan wajib ditujukan hanya untuk Allah dan karena Allah, tidak boleh diniatkan untuk bertaqarrub kepada selain Allah. Mendekatkan diri kepada Jin, menyembelih sapi atau kerbau untuk mendekatkan diri kepada arwah orang mati, apakah wali atau orang shalih atau yang lain Tidak boleh!


Tidak boleh menyembelih hewan dan dipersembahkan kepada selain Allah, karena itu adalah bentuk kemusyrikan yang besar. Orang yang menyembelih hewan untuk selain Allah untuk mendekatkan dirinya kepada selain Allah, maka ia dikutuk oleh Allah.  


Kata Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam 


لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ 


"Allah melaknat siapa saja yang menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada selain Allah sebagai persembahan."


Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini.


وسبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

[22.28, 16/8/2024] Farqim 1 Telkomsel: 🔊 MATERI 25 : JENIS-JENIS IBADAH Bag.7 (An-Nazar)


📆 Juma't, 20 Rabi'ul Awwal 1445 H/ 06 Oktober 2023 M

👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.

📗 Aqidah : Modul 01

🌐 https://madeenah.bimbinganislam.com/


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


MADEENAH...

Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين أما بعد    


Kemudian di antara jenis Ibadah lain yang Allah syari'atkan adalah: 


⒂ Nadzar (النذر)


Apa itu makna Nadzar (النذر)?

Definisi Nadzar adalah seseorang mengharuskan atau mewajibkan kepada dirinya untuk mengerjakan sesuatu perkara sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, atau ketaatan kepada Allah namun ketaatan tersebut pada asalnya tidak wajib bagi dirinya.


Dia sendiri yang mengharuskan, dia sendiri yang mewajibkan atas dirinya untuk mengerjakan sesuatu tersebut. Apakah perkara mubah atau perkara ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Di antara dalil yang menunjukkan bahwa Nadzar merupakan Ibadah yang Allah syari'atkan yaitu firman Allah dalam surat Al-Insan ayat 7.


يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ وَيَخَافُونَ يَوۡمٗا كَانَ شَرُّهُۥ مُسۡتَطِيرٗا 


"Mereka memenuhi atau menunaikan nadzarnya dan merasa takut akan suatu hari yang adzabnya merata di mana-mana." 

(QS. Al-Insan: 7).


Di sini ada firman Allah yang berbunyi يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ mereka menunaikan Nadzarnya.  


Ini menunjukkan bahwa nadzar termasuk Ibadah yang Allah syari'atkan dan wajib ditujukan hanya kepada Allah dan untuk Allah. "Barangsiapa yang melakukan nadzar untuk selain Allah, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik."


Kata Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam,


من نذر لغير الله فقد أشرك


"Barangsiapa yang bernadzar niatnya untuk selain Allah, maka sungguh ia telah berbuat kemusyrikan."


    Makanya ada orang yang bernadzar dengan nadzar ketaatan, ada pula yang melakukan nadzar namun nadzarnya merupakan kemaksiatan kepada Allah. 


Maka jika nadzar itu merupakan nadzar ketaatan atau nadzar kebaikan, nadzar yang tidak mengandung dosa, maka wajib diselesaikan wajib ditunaikan. Sebaliknya jika seseorang nadzar namun mengandung dosa dan maksia) kepada Allah bahkan mengandung kemusyrikan, maka tidak boleh ditunaikan tidak boleh dilaksanakan. 


Contoh seseorang mengatakan, "Jika saya sembuh dari penyakitku yang kronis ini (penyakit yang di khawatirkan membawa kepada kematian)."


Dia katakan, "Jika aku sembuh dari penyakitku ini, saya akan puasa selama 10 hari berturut-turut." maka ia wajib menunaikannya nadzar tersebut setelah sembuh dari sakitnya (setelah Allah sembuhkan sakitnya).


Sepuluh hari berturut-turut berpuasa, padahal hukum puasa asalnya itu tidak wajib, tetapi dia sendiri yang mewajibkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah 


"Jika Allah memberikan kepadaku kesuksesan dalam ujian atau sukses dalam bisnis. Maka aku akan membangun masjid dengan keuntungan bisnisku." Lalu Allah takdirkan dia sukses dalam bisnisnya maka dia wajib menunaikan nadzar tersebut, membangun masjid.


Nabi bersabda: 


مَن نَذَرَ أنْ يُطيعَ اللهَ فلْيُطِعْهُ، ومَن نَذَرَ أنْ يَعصيَهُ الله فلا يَعصِهِ


"Barangsiapa yang bernadzar untuk melakukan ketaatan kepada Allah maka hendaknya ia melaksanakannya (tunaikan nadzarnya)." 

(HR Bukhari no. 6696)


Tetapi barangsiapa yang bernadzar untuk melakukan perbuatan maksiat kepada Allah (misalnya), jika ia sembuh ia akan mabuk, jika sembuh ia akan berjudi, jika dia sembuh dari penyakitnya dia akan mendatangi dukun atau tempat-tempat yang dikeramatkan (ini nadzar maksiat,  nadzar syirik).


Maka kata Nabi, "Barangsiapa yang bernadzar untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka jangan dilakukan, janganlah ia melakukan."


Ini menunjukkan bahwa nadzar adalah Ibadah dan Ibadah apapun wajib ditujukan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. 


Inilah beberapa contoh dan jenis Ibadah yang Allah syari'atkan kepada kita semua (hamba-hamba mukmin dan mukminah, muslim dan muslimah) dan masih banyak lagi contoh-contoh Ibadah lain yang belum disebutkan dalam Kitab Ushul Iman fi Dhaw'il Kitabi wa as Sunnah, karena ini hanya sekedar contoh saja.


Kemudian para ulama penulis Kitab Ushul Iman ulama dan juga penyusun kitab Ushul Iman juga menjelaskan bahwa Ibadah itu berdasarkan macamnya, maka ada tiga macam.


Ibadah yang dikerjakan oleh anggota badan, dan kata para ulama terbagi menjadi tiga bagian atau tiga macam;


⑴ Ibadah Qalbiyyah (عبادات القلب)


Yaitu Ibadah yang dilakukan dengan hati, العبادات قلبية ibadah yang dilalukan dengan hati. 


Contohnya apa ? seperti rasa cinta, rasa takut, rasa berharap, rasa khusyuk, sabar, tawakkal, merasa ridha terhadap takdir Allah, ikhlas. Ini adalah Ibadah-ibadah hati, ikhlas ibadah-ibadah yang tempatnya di dalam hati dan dikerjakan oleh hati.


Macam pertama adalah Ibadah Qalbiyyah, Ibadah dengan hati, ibadah yang dikerjakan di dalam hati (dengan hati). Rasa takut kepada Allah, rasa berharap kepada Allah, kemudian tawakkal kepada Allah, kemudian rasa cinta, sabar, ridha, termasuk Ikhlas dalam beramal.


⑵ Ibadah Qauliyyah العبادة القولبية atau لعبادات اللسان Ibadah Al-Lisan


Ibadah-ibadah dengan lisan.

Ibadah-ibadah yang dikerjakan dengan lisan.


Contohnya apa? 

Membaca Al-Qur'an dengan lisan kita kemudian berdzikir, mengucap tasbih (سبحان الله), tahmid (الحمدلله), tahlil  (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ), takbir (الله اكبر), membaca istighfar (أَسْتَغْفِرُ الله العظيم) 

kemudian berdoa, ini adalah contoh-contoh Ibadah yang dikerjakan dengan lisan, termasuk berdakwah, mengajarkan ilmu, ini adalah ibadah-ibadah qauliyyah, ibadah-ibadah dengan lisan.


⑶ Ibadatu Al-Jawaarih (عبادات الجوارح) atau Ibadatu Al-Badaniyyah (عبادت البدنية)


Yaitu Ibadah dengan anggota badan.

Ibadah-ibadah yang dikerjakan dengan anggota badan.


Contohnya banyak, seperti; 

Shalat, kita shalat dari mulai takbiratul ihram sampai salam, itu anggota badan, kita puasa, seperti sekarang di bulan Ramadhan, kita menunaikam haji dan umrah, kita berjihad, ini adalah ibadah-ibadah yang dengan anggota badan. 


Dan para ulama penulis kitab di sini menyebutkan bahwasanya Ibadah yang dikerjakan dengan anggota badan terbagi menjadi tiga.


Apa saja?

⑴ Ibadah Qalbiyyah (Ibadah dengan hati).

⑵ Ibadah Qauliyyah (Ibadah dengan ucapan atau lisan).

⑶ Ibadah Badaniyyah (Ibadah dengan anggota badan).


Sebagian ulama yang lain menyebutkan bahwa Ibadah ada empat macam (secara umum) yaitu dengan tambahan yang keempat yaitu Ibadah Maaliyyah yaitu ibadah dengan harta.


Contohnya apa? 

Sedekah dengan uang atau dengan harta, infaq, zakat, itu dengan harta (Ibadah Maaliyyah).


Mengeluarkan zakat, wakaf dengan harta, kemudian melunasi utang orang lain, keluarga kita, kerabat kita dengan harta kita. Maka ini macam-macam Ibadah.


Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini tentang jenis-jenis Ibadah yang Allāh syari'atkan, semoga mudah dipahami dengan pemahaman yang benar serta menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat.


وسبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


Tidak ada komentar:

Posting Komentar