Fawaid Hadist Bimbingan Islam
Hadist #80 | Sebagian Sifat Shalat Malam Nabi (ﷺ)
عَنْ اِبْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سُوْءٍ! قِيْلَ: وَمَا هَمَمْتَ بِهِ؟ قَالَ: هَمَمْتُ أَنْ أَجْلِسَ وَأَدَعَهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Pada suatu malam, aku shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Beliau berdiri sangat lama sehingga aku berniat untuk melakukan suatu keburukan.” Kemudian ditanyakan: “Apa yang ingin kamu lakukan?” Maka dia (Ibnu Mas'ud) menjawab: “Aku ingin duduk dan meninggalkan baginda nabi (shalat sendirian).” (HR. Al-Bukhari, no. 1135 & Muslim, no. 773).
◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉
📝 FAEDAH HADIST
Hadist ini memberikan faedah - faedah berharga, di antaranya;
1️⃣ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah insan yang paling bersungguh-sungguh dalam menunaikan ibadah, karena beliau mengamalkan amalan yang berat ini hanya untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam menggambarkan keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya,
تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا
“Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.” (QS. Al-Fath: 29).
2️⃣ Keutamaan sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia adalah salah satu yang membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehari-hari seperti mempersiapkan bantal dan siwak, juga berusaha mengikuti ibadah nabi yang mulia, walaupun terasa berat olehnya.
3️⃣ Diperbolehkan berjamaah dalam shalat malam, tetapi tidak selalu, hanya sesekali atau tidak sering, kecuali di bulan Ramadhan, karena pada bulan Ramadhan itu, shalat malam disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjamaah.
4️⃣ Petunjuk dari Rasul bahwa disunnahkan memperpanjangkan rakaat shalat malam, jika ia memperpanjangkan dalam berdiri maka sunnahnya juga memperpanjangkan ruku', sujud, duduk antara dua sujud, bangkit dari ruku' dan seterusnya. Karena sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendirikan ibadah shalat adalah secara proporsional, jika memperpanjangkan berdirinya maka beliau memperpanjangkan rukun yang lainnya, sebaliknya jika tidak lama berdiri, baginda nabi juga tidak lama dalam rukun yang lain.
5️⃣ Faedah berharga tentang kejujuran para sahabat nabi dalam meriwayatkan kisah dan peristiwa tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik dalam urusan ibadah maupun muamalah, kendati hal tersebut boleh jadi dapat membuka kesalahan dan aib mereka tatkala masih bersama nabi.
6️⃣ Menyelisihi imam dalam shalat termasuk amalan jelek.
7️⃣ Dianjurkan bertanya dan meminta kejelasan tentang masalah yang pelik dan belum jelas.
8️⃣ Faedah tersirat bahwa tidak ada yang akan mampu dari umat ini dalam menyayingi kesungguhan nabi dalam beribadah kepada Allah Ta’ala secara maksimal dan sempurna.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag., M.Ag.
🌍 https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-80-sebagian-sifat-shalat-malam-nabi-%ef%b7%ba/
==========================================================
Hadist #81 | Kesetiaan Amal Menemani Kita Sampai Hari Kiamat
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « يَتْبَعُ الْمَيْتَ ثلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اِثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Ada tiga hal yang mengikuti orang yang meninggal: keluarga, harta dan amalnya, kemudian yang dua kembali (pulang bersama para penghantar jenazah) dan hanya satu yang bersamanya; keluarga dan hartanya kembali dan yang tinggal (tetap menyertainya) adalah amalnya.” (HR. Al-Bukhari, no. 6514 & Muslim, no. 2960).
📝 FAEDAH HADIST
Hadist ini memberikan faedah - faedah berharga, di antaranya;
1️⃣ Faedah berharga bahwa semua kehidupan setiap insan dunia ini akan kembali meninggalkannya, tidak ada satupun yang bersamanya di kubur. Harta dan anak adalah perhiasan dunia yang akan meninggalkannya, siapakah yang akan menemaninya?, hanya satu yaitu amalnya.
2️⃣ Hendaknya kita memprioritaskan sahabat yang akan menemani kita hingga hari kiamat, bersungguh-sungguh untuk menunaikan amal shalih ini dengan ketulusan dan cara yang disyariatkan. Amalan inilah yang setia menemani kita ketika kita ditinggalkan oleh keluarga, anak-anak yang kita cintai dan harta yang dibanggakan.
3️⃣ Kandungan hadis ini juga mengajarkan keutamaan sikap zuhud dan anjuran hidup sederhana. Pesan dan nasehat seperti ini sangat penting, karena sebagai penyeimbang dan bisa menjadi rem pengendali diri dalam menyikapi perkembangan kehidupan dunia saat ini yang cenderung materialisme dan hedonisme, lupa akan tujuan akhir pada kehidupan akhirat yang sesungguhnya.
4️⃣ Perbandingan kedudukan antara keluarga, harta benda, dan amal ibadah. Ternyata yang sangat bermanfaat dan diperlukan hakekatnya untuk keselamatan dunia dan akhirat semenjak dalam alam kubur adalah amal ibadah itu sendiri. Terbukti, keluarga seperti istri, anak, cucu, atau orang tua dan lainnya, serta harta berupa fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam prosesi pemakaman, semuanya akan kembali ke rumah dan akan sibuk dengan diri dan dunianya masing-masing, bahkan sibuk dengan urusan harta warisan. Mereka tidak mampu memberi pertolongan kepada orang yang sudah meninggal.
5️⃣ Peringatan pada setiap manusia agar mengurus dan mencintai keluarga seperti istri, suami, anak, dan lainnya jangan berlebih-lebihan, apalagi sampai menjadi penyebab kelalaian dalam menjalankan ibadah. Demikian juga dalam mengurus dan sibuk mengumpulkan harta kekayaan jangan berlebih-lebihan jangan sampai karena sibuk dan ambisi mengejar kenikmatan dan kemewahan dunia menjadi penyebab lalai dalam beribadah.
6️⃣ Pelajaran yang sangat berharga agar keluarga itu seharusnya menjadi lahan dan sarana yang akan mempermudah dan memperbanyak amal ibadah, dengan cara anak, istri, suami atau lainnya dibekali dengan pendidikan agama sejak dini sehingga mereka inilah yang akan selalu mendoakan dan memohon ampunkan bagi keluarganya yang sudah meninggal dunia. Jadi, keluarga seperti ini menjadi amal ibadah yang ikut menemani dalam kuburnya. Demikian juga, harta kekayaan yang dikelola dan dipergunakan kepada jalan yang diridhai Allah Ta’ala akan menjadi amal ibadah jariyah yang ikut menemani dan memberikan rasa kenyamanan dalam kuburnya biiznillah.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
👤 Ustadz: Fadly Gugul, S.Ag., M.Ag.
https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-81-kesetiaan-amal-menemani-kita-sampai-hari-kiamat/
==========================================================
🔊 Hadist #82 | Surga Dan Neraka Itu Dekat
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « اَلْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ » رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Surga itu lebih dekat kepada salah seorang di antara kalian dari tali sandalnya, dan begitu juga neraka seperti itu.” (HR. Al-Bukhari, no. 6488).
📝 FAEDAH HADIST
Hadist ini memberikan faedah - faedah berharga, di antaranya;
1️⃣ “Tali sandal” dalam hadis ini adalah kiasan yang artinya sangat dekat dengan yang memakainya dan itu berukuran kecil, maka jangan meremehkan sesuatu yang kecil, karena boleh jadi dampaknya sangat besar.
Dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu 'anhu ia berkata, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْق
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun (hanya) dengan engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri." (HR. Muslim).
Dalam hadist yang lain;
dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِى بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِى النَّارِ
“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa (tidak berdosa), padahal karena ucapan itu dia dilemparkan di neraka sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Tirmidzi. Beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).
1️⃣ Penjelasan berharga bahwa surga dan neraka lebih dekat daripada tali sendal maksudnya adalah ketaatan yang sangat kecil dapat mendekatkan kita kepada surga seperti tersenyum, menyingkirkan krikil kecil yang berada dijalan dan berbagi hadiah dengan tetangga. Begitu juga maksiat sekecil apapun ia maka dapat mendekatkan kita kepada neraka.
2️⃣ Anjuran dan motivasi untuk memperbanyak amalan ketaatan, dan bersungguh-sungguh serta waspada agar tidak terjatuh dalam dosa. Karena bila seseorang ingin masuk surga dan dijauhkan dari neraka maka hendaknya dia bersungguh-sungguh penuh ketulusan mengerjakan perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Terkadang perintah-perintah tersebut bukan sesuatu yang besar menurut pandangan manusia. Tapi kalau itu perintah, maka kita tak boleh meremehkannya, karena ia menjadi bagian dari sarana menuju surga. Sebaliknya kalau itu larangan, maka perhatikanlah bahwa yang sedang dimaksiati olehnya adalah Allah Yang Maha Agung lagi Maha Suci.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
👤 Ustadz Fadly Gugul, S.Ag., M.Ag.
https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-82-surga-dan-neraka-itu-dekat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar