MATERI 04 : DEFINISI TAUHID ULUHIYYAH
📆 Kamis, 22 Jumadil Akhir 1445 H/04 Januari 2024 M
👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.
📗 Aqidah : Modul 01
🌐https://madeenah.bimbinganislam.com/
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
MADEENAH..
Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين، أما بعد :
Adapun macam tauhid yang kedua, yaitu 'tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ). Apa yang dimaksud dengan 'tauhid al-uluhiyyah' ( توحيدُ الأُلوهيَّةِ)? Kata penulis kitab Ushul al-Iman fi Dhaouil Kitabi was Sunnah, 'tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ) artinya adalah,
إفراد الله تعالى وحده بالذلِّ والخضـوع والمحبَّة والخشوع والركوع والسجود والذبح والنذر، وسائر أنواع العبـادة لا شريك له.
'Tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ) adalah mengesakan Allāh, Tuhan satu-satunya. Dengan apa? Dengan merendahkan diri (dengan kerendahan diri), dengan ketundukan, kecintaan, kekhusyu'an, dengan rukuk, sujud, menyembelih hewan, nadzar dan segala macam bentuk ibadah. Tidak ada tuhan sekutu bagi Allāh.
Maksudnya apa? Secara singkat, definisi tauhid al-uluhiyyah (توحيدُ الأُلوهيَّةِ) adalah إفراد الله تعالى بالعبادة (Mengesakan Allāh dalam beribadah kepada-Nya).
Kita lanjutkan lagi, apa itu 'tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ), 'tauhid al-uluhiyyah' adalah mengesakan Allāh dalam beribadah kepada-Nya. Ibadah adalah perbuatan-perbuatan hamba, oleh karenanya nama lain dari 'tauhid al-uluhiyyah' ( توحيدُ الأُلوهيَّةِ) adalah tauhid ibadah .
Ketika kita beribadah dengan ibadah apapun, kita wajib memberikannya hanya kepada Allāh, kita niatkan hanya untuk Allāh, kita tujukan hanya untuk Allāh, tidak boleh diberikan kepada siapa pun selain Allāh. Apakah kepada malaikat, apakah kepada Nabi dan Rasul, pada wali, kepada orang shalih, pada jin atau yang lain? Tidak boleh! Kita melakukan rukuk dan sujud hanya kepada Allāh.
Kita taat dan tunduk, merendahkan diri hanya kepada Allāh, kita berdoa, bertawakal, isti'anah (memohon pertolongan), isti'adzah (memohon perlindungan) hanya kepada Allāh, menyembelih hewan hanya ditujukan untuk Allāh, tidak boleh kepada selainnya.
Makanya ibadah itu maknanya luas, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullāh.
Apa itu ibadah? Ibadah adalah:
اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه، من الأقوال والأفعال الظاهرة و الباطنة
"Ibadah adalah suatu nama yang mencakup apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allāh, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun tidak tampak."
Kita ulang lagi definisi ibadah yang komprehensif (lengkap) yang sempurna sebagaimana penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullāh, yaitu suatu nama yang mencakup apa saja yang dicintai dan diridhai Allāh, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang tampak maupun yang tidak tampak, yang lahir maupun yang batin.
Oleh karenanya, dengan definisi ini kita bisa mengetahui bahwa ibadah itu bentuknya macam-macam, ada ibadah dengan lisan, ada ibadah dengan hati, ada ibadah dengan anggota badan, ada ibadah dengan harta.
Ibadah dengan lisan contohnya membaca al-Qur'an, berdzikir, bertasbih, beristighfar, mengumandangkan adzan, berdakwah, menyampaikan atau mengajarkan ilmu, ini adalah contoh ibadah dengan lisan.
Contoh ibadah dengan anggota badan seperti shalat, menunaikan haji dan umrah, puasa, berjihad, termasuk menimba ilmu agama. Menimba ilmu agama termasuk ibadah dengan anggota badan, tangan kita mencatat, kaki kita melangkah menuju tempat-tempat kajian, kemudian mata kita melihat apa yang kita baca, apa yang ditulis oleh guru, telinga kita mendengar apa yang disampaikan oleh seorang guru agama.
Contoh ibadah dengan hati, seperti ikhlas, khusyu', sabar, ridha, tawakal, ini adalah contoh ibadah-ibadah dengan hati. Rasa takut, rasa cinta pada Allāh.
Adapun contoh ibadah dengan harta seperti, zakat, sedekah, berinfak di jalan Allāh dengan harta yang kita miliki, bernadzar dengan harta, ini contoh-contoh, ibadah dengan harta. Termasuk juga wakaf dengan harta.
Maka, ketika seorang hamba memahami tauhid al-uluhiyyah, maka maksudnya adalah ia mengesakan Allāh dalam beribadah kepada-Nya إفراد الله تعالى بالعبادة atau dengan kata lain إفراد الله بأفعال العبادة (Mengesakan Allāh dengan perbuatan-perbuatan hamba, yaitu ibadah).
Allāh tidak memiliki tuhan sekutu dalam beribadah. Ibadah apapun tidak boleh kita tujukan kepada selain Allāh. Tidak boleh! Semua harus ditujukan untuk Allāh, karena Dia yang Maha Esa, Maha Tunggal dalam menciptakan, dalam mengatur alam semesta, dalam membagikan rezeki, dalam menurunkan hujan, menghidupkan dan mematikan makhluk.
Maka Dia-lah yang berhak untuk disembah, sedangkan makhluk tidak ada yang mampu menciptakan mengatur alam semesta, membagi rezeki, menghidupkan. Tidak ada yang mampu, mendatangkan manfaat, mencegah mudharat atau bencana. Tidak ada satu makhluk pun yang mampu menjalankan itu semua. Maka hanya Allāh yang berhak untuk diibadahi dan dijadikan sesembahan yang hak.
Adapun pembahasan kita pada pertemuan kali ini yaitu tentang macam tauhid yang ketiga yaitu 'tauhid asma' was sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ).
Apa yang dimaksud dengan 'tauhid asma' was sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ)?
Tauhid asma' was sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ) kata para ulama penulis kitab Ushulul Iman fi Dhouil Kitabi was Sunnah yaitu:
إفراد الله تعالى بما سمـى ووصف به نفسه في كتابه وعلى لسان نبيه صلى الله عليه وسلم وتنـزيهه عـن النواقص والعيوب ومماثلة الخلق فيما هو من خصائصه والإقرار بأنَّ الله بكلِّ شـيء عليم، وعلى كلِّ شيء قدير، وأنَّه الحـيُّ القيُّوم الذي لا تأخذه سِنة ولا نوم، له املشـيئة النافذة واحلكمة البالغة، وأنه سـميع بصري, رؤوف رحيم، على العرش اسـتوى، وعلى الملك احتوى,أنه اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ, إلى غري ذلك من األسماء الحسنى، والصفات العلى.
Pengertian atau definisi 'tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ) yaitu kita meyakini, mengesakan Allāh dengan nama-nama dan sifat-sifat yang telah Dia tetapkan untuk dirinya di dalam kitab-Nya (Al-Qur'an).
Kita ulang sekali lagi!
'Tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ) adalah mengesakan Allāh Ta'āla dengan nama-nama dan sifat-sifat yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya di dalam kitab-Nya (al-Qur'anul Karim) atau yang telah ditetapkan oleh Nabi-Nya (shallallāhu 'alaihi wa sallam) di dalam hadits-hadits yang sahih, serta kita menyucikan Allāh dari segala kekurangan dan aib (cacat atau ketidak sempurnaan) serta dari menyamai makhluk dalam perkara-perkara yang merupakan kekhususan-kekhususan bagi Allāh.
Serta kita meyakini dan mengikrarkan bahwa Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha mampu atas segala sesuatu. Allāh Maha Hidup yang berdiri sendiri tanpa membutuhkan makhluk, Allāh tidak mengalami ngantuk maupun tidur. Allāh Maha Mendengar, Allāh Maha Melihat, Allāh beristiwa' di atas Arsy-Nya dan seterusnya.
Inilah yang dimaksud dengan tauhid asma' wa sifat. Nama-nama dan sifat-sifat yang telah Allāh tetapkan bagi diri-Nya di dalam al-Qur'an maka kita wajib menetapkan nama-nama tersebut untuk Allāh, demikian pula nama-nama dan sifat-sifat yang telah ditetapkan oleh Nabi untuk Allāh di dalam hadits yang sahih, maka kita juga wajib menetapkannya untuk Allāh.
Dan kita meyakini bahwa semua nama Allāh Maha Indah, Maha bagus.
Allāh Ta'āla berfirman,
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ
"Dan Allāh mempunyai nama-nama yang husna, yang Maha baik yang Maha indah, maka berdoalah kepada-Nya dengan menggunakan nama-nama yang indah tersebut." (QS. Al-A'rāf: 180).
Demikian pula dengan sifat-sifat Allāh, semuanya Maha Sempurna Maha tinggi, tidak mengandung cacat, tidak mengandung kekurangan.
Sebagai contoh Allāh Maha Mengetahui karena ilmu Allāh sempurna, tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang samar dari ilmu (pengetahuan) Allāh. Allāh Maha Tahu, Allāh juga mempunyai sifat melihat yang terkandung dalam nama Allāh Al-Bashir (الْبَصِيرُ) Dzat Yang ang Maha melihat.
Al-Bashir (الْبَصِيرُ) adalah salah satu nama Allāh yang indah, nama Allāh ini mengandung sifat Al-Bashar (البَصَر) yaitu melihat. Melihat apa? Melihat segala sesuatu, tidak ada sesuatu apapun yang tertutup, tersembunyi, atau tersamarkan dari penglihatan Allāh.
Karena penglihatan Allāh sifatnya sempurna, tidak mengandung kekurangan, berbeda dengan sifat melihatnya makhluk (terbatas), hanya mampu melihat sejauh sekian km (kilometer) bagi mata yang sehat. Tapi bagi Allāh semua terlihat dengan jelas, karena sifat Allāh Maha Sempurna dan Maha Tinggi.
Allāh mempunyai nama yang indah As-Sami' (السَّمِيعُ) yang artinya Dzat Yang Maha Mendengar, dalam nama tersebut terkandung sifat yang sempurna yaitu As-Sam'u (السمع) sifat mendengar. Mendengar apa? Mendengar segala suara, suara makhluk apapun, sesamar apapun, sekecil apapun, bahkan suara kita yang berbisik, Allāh Maha mendengar.
Bahkan suara daun yang jatuh di tengah malam gelap gulita, Allāh Maha mendengar, karena pendengaran Allāh Maha Sempurna tidak sebagaimana pendengaran makhluk.
Macam-macam tauhid yang tiga tadi yaitu, tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma' wa sifat , masing-masing memiliki dalil-dalil yang banyak dari al-Qur'an dan as-Sunnah. InsyaaAllāh akan kita jelaskan pada pertemuan yang akan datang.
Dan pembagian tauhid ini, bukan perkara baru dalam agama, bukan perkara bid'ah sebagaimana tuduhan kelompok bid'ah dari kalangan Jahmiyyah dan juga pengekor (pengikut) nya, yang mengatakan bahwa Ahlus Sunnah wal Jamā'ah dan ulama-ulama sunnah membagi tauhid menjadi tiga yaitu; ① Tauhid Rububiyyah ② Tauhid Uluhiyyah ③ Tauhid Asma' wa Sifat , itu sama seperti aqidah trinitas orang-orang Nasrani. Tentu ini adalah tuduhan yang batil yang sangat mudah untuk disanggah dan dibantah oleh para ulama.
InsyaaAllāh akan kita jelaskan pembagian tauhid menjadi tiga, pada pertemuan yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan pada pertemuan kali ini.
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar