MATERI 05 : PENJELASAN TAUHID RUBUBIYYAH & DALILNYA
📆 Jum’at, 23 Jumadil Akhir 1445 H/05 Januari 2024 M
👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.
📗 Aqidah : Modul 01
🌐https://madeenah.bimbinganislam.com/
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
MADEENAH...
Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين، أما بعد :
Pada pertemuan kali ini kita akan melanjutkan kembali pembahasan kita yaitu tentang pengertian atau makna 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) sebagaimana dijelaskan oleh para ulama Ahlus Sunnah wal Jamā'ah.
Secara bahasa 'Ar-Rububiyyah' (الرُّبُوْبِيَّةِ) adalah isim masdar dari fi'il 'Rabbaba - yurabbibu - tarbiban' (رَبَّبَ - يربب - تربيبا).
Dari kata tersebut diambil nama Allāh: Ar-Rabb (الربُّ) : tuhan.
Maka 'ar-rububiyyah' (الرُّبُوْبِيَّةِ) merupakan salah satu sifat khusus bagi Allāh subhānahu wa ta'āla. Jadi 'ar-rububiyyah' (الرُّبُوْبِيَّةِ) diambil dari isim atau nama Allāh Ar-Rabb (الربُّ) dan Ar-Rabb (الربُّ) di dalam bahasa Arab diungkapkan dengan memiliki beberapa makna.
Di antaranya adalah:
المالك، والسيد المطاع، والـمُصْلِح
Di antara makna Ar-Rabb (الربُّ) ketika diucapkan oleh orang-orang Arab, maka maksudnya adalah Al-Mālik (المالك), Rabb (الربُّ) artinya adalah 'sang pemilik' atau As-Sayidul Muthā' (السيد المطاع) 'pemimpin yang ditaati' dan Al-Mushlih (الـمُصْلِح) yaitu 'yang melakukan perbaikan'.
Ini makna 'rububiyyah' secara bahasa.
Ar-Rabb (الربُّ) artinya المالك، والسيد المطاع، والـمُصْلِح secara bahasa adalah 'Sang Pemilik, Pemimpin Yang Ditaati dan Yang Selalu Mengadakan Perbaikan'.
Adapun 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) secara istilah syar'i, para ulama Ahlus Sunnah menjelaskan bahwasanya 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) adalah إفراد الله بأفعاله yaitu mengesakan Allāh dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Apa saja perbuatan-perbuatan Allāh?
Di antaranya adalah menciptakan, memberikan rezeki kepada para makhluk, memberikan nikmat, berkuasa dan memiliki, memberi dan menahan (mencegah pemberian), memberikan manfaat dan mudharat, menghidupkan dan mematikan makhluk, mengatur jalannya alam semesta ini, dan selainnya dari perbuatan-perbuatan Allāh subhānahu wa ta'āla, termasuk menurunkan hujan. Ini juga termasuk perbuatan Allāh subhānahu wa ta'āla.
Kita ulang sekali lagi!
Apa yang dimaksud dengan 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) secara istilah syar'i?
'Tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) adalah إفراد الله تعالى بأفعاله Mengesakan Allāh didalam perbuatan-perbuatan-Nya . Maksudnya ketika Allāh melakukan perbuatan-perbuatan-Nya: Maka tidak ada siapapun yang membantu Allāh, tidak ada siapa pun yang menjadi sekutu bagi Allāh, apalagi tandingan bagi Allāh subhānahu wa ta'āla.
Apa saja contoh perbuatan-perbuatan Allāh yang mana Allāh Maha Esa dalam menjalankannya dan dalam melakukan perbuatan-perbuatannya?
Di antaranya adalah menciptakan, membagikan rezeki, menghidupkan, mematikan, mengatur jalannya alam semesta, menurunkan hujan, mendatangkan manfaat atau mencegah mudharat. Ini semua adalah contoh-contoh perbuatan Allāh yang mana Allāh Maha Esa di dalamnya.
Dan 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) ini telah diimani dan diyakini oleh semua makhluk termasuk orang-orang kafir dan musyrik. Di dalam hati mereka (fitrah mereka) menunjukkan bahwa Allāh betul-betul ada dan Allāh betul-betul sebagai Sang Pencipta Alam Semesta ini, bahkan yang menciptakan mereka.
Di antara dalil yang menunjukkan adanya 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) bahwa Allāh Maha Esa di dalam menjalankan perbuatan-perbuatan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, yaitu firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dalam surat Luqman ayat 10 dan 11:
Allāh Ta'āla berfirman,
خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٖ تَرَوۡنَهَاۖ وَأَلۡقَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمۡ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجٖ كَرِيمٍ ۞ هَٰذَا خَلۡقُ ٱللَّهِ فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦۚ بَلِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ۞
"Dia-lah (Allāh) yang menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung di permukaan bumi supaya bumi tidak menggoyangkan kamu, dan Allāh memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik."
هَٰذَا خَلۡقُ
Inilah ciptaan- ciptaan Allāh!
"Maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh Tuhan-Tuhan sesembahan kalian selain Allāh. Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata."
بَلِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ
"Sesungguhnya orang-orang dzalim itu berada dalam kesesatan yang nyata".
Dua ayat ini menunjukkan dan menetapkan adanya 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) bahwa hanya Allāh yang mampu menciptakan makhluk. Makhluk apapun yang ada di alam semesta ini hanya Allāh yang mampu menciptakannya.
Sedangkan selain Allāh, apapun yang dijadikan tuhan dan disembah oleh manusia (makhluk) tidak memiliki kemampuan sedikit pun untuk melakukan penciptaan.
Di dalam surat Ath-Thur ayat 35: Allāh berfirman,
أمۡ خُلِقُواْ مِنۡ غَيۡرِ شَيۡءٍ أَمۡ هُمُ ٱلۡخَٰلِقُونَ
"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu apapun? Tiba-tiba ada (muncul) di alam semesta ini? Atau mereka sendiri yang menciptakan diri mereka?."
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu apapun? Atau mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Tentu mustahil (tidak mungkin)! Ini adalah bantahan dari Allāh kepada mereka yang mengingkari adanya Allāh subhānahu wa ta'āla.
Dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menunjukkan dan menetapkan adanya Tauhid Rububiyyah (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) bahwa Allah Maha Esa di dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Yang pertama adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan juga Abu Dawud -rahimahumallah-, dari jalan Abdullah bin Asy-Syikhir radhiyallahu ta'ala 'anhu secara marfu', dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalamnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
السَّيِّدُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
"Sayyid adalah Allah tabaraka wa ta'ala."
Apa itu 'Sayyid'? Pemimpin yang sempurna dalam kepemimpinan-Nya, penguasa, pemilik yang sempurna dalam kekuasaan-Nya dan kepemimpinan-Nya (السيد المطاع).
Kemudian dalil lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan yang lainnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata kepada sepupu beliau (Abdullah bin Abbas radhiyallahu ta'ala 'anhuma) ketika beliau memberikan beberapa pesan dan wasiat kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu ta'ala 'anhuma.
Di antara wasiat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah (dalam hadits yang cukup panjang),
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ؛ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ؛ وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ؛ رُفِعَتِ الْأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam rangka menyampaikan beberapa pesan dan wasiat kepada saudara sepupu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam (Abdullah bin Abbas).
Apa kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
"Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu!"
احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
"Jagalah Allah, niscaya Allah akan ada dihadapanmu!"
"Jagalah Allah, niscaya engkau menjumpai atau mendapatkan Allah ada dihadapanmu!"
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ
"Apabila engkau meminta dan memohon, maka mintalah hanya kepada Allah."
وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
"Dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan hanya kepada Allah."
Dan yang dimaksud dengan احْفَظِ اللهَ (jagalah Allah): Bukan Allah perlu penjagaan dari hamba. Tidak! Karena Allah Maha Mampu, Allah Maha Kaya, Allah Maha Kuat, Allah tidak butuh kepada makhluk.
Para ulama menjelaskan yang dimaksud jagalah Allah adalah jagalah agama Allah, laksanakan perintah-perintah Allah, jauhi larangan Allah, kerjakan apa yang mendatangkan keridhaan Allah, jauhi apa yang mendatangkan kemurkaan Allah. Itulah yang dimaksud dengan 'jagalah Allah'.
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan wasiatnya,
وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ
"Ketahuilah (kata Nabi)! Seandainya umat manusia bersatu padu (bersepakat) untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu apapun niscaya mereka tidak akan mampu memberikan kepadamu manfaat tersebut kecuali dengan sesuatu yang telah Allah takdirkan untukmu."
Sekali lagi!
Ketahuilah! Seandainya umat manusia bersatu padu dan bersepakat untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu apapun, niscaya mereka tidak akan sanggup (tidak akan mampu) memberimu manfaat kecuali dengan sesuatu yang telah Allah catat (takdirkan) untukmu.
Kata Nabi, wasiat berikutnya,
وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ
"Dan sekitarnya umat manusia bersatu padu (bersepakat) untuk menimpakan mudharat, untuk menimpakan mara bahaya kepadamu, dengan sesuatu apapun.
لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ
Niscaya mereka tidak akan mempu menimpakan mudharat kepadamu kecuali dengan sesuatu mudharat yang telah Allah catat, telah Allah takdirkan akan menimpamu."
رُفِعَتِ الْأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
"Pena pencatat amalan telah diangkat oleh Allah, pena mencatat takdir juga telah diangkat oleh Allah, dan lembaran catatan takdir telah mengering."
Maksudnya takdir Allah dalam Lauhul Mahfudz, sudah tidak ada lagi perubahan. Ini menunjukkan bahwa yang mampu memberikan manfaat dan kebaikan, serta yang mampu mencegah dan menimpakan mudharat pada makhluk, hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'āaa.
Selain Allah tidak ada yang memiliki kemampuan memberikan manfaat atau mudharat, mencegah manfaat atau mencegah mudharat, hanya Allah subhanahu wa ta'ala.
Demikian pula dalam masalah menurunkan hujan, memberikan rezeki, menghidupkan dan mematikan, hanya Allah. Allah Maha Esa, Allah Maha Tunggal, selain Allah tidak mampu melakukan hal tersebut. Makanya Allah Maha Esa di dalam menjalankan perbuatan-perbuatan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan 'Tauhid Rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ).
Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini.
وسبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar